Kalau mau tau Jakarta, naiklah angkutan umumnya.
Ada keragaman di dalamnya.
Ribuan rencana, mimpi dan harapan.
Janda tangguh penjual jilbab yang naik turun kereta di stasiun Tanah Abang, pengamen yang sakit ISPA di bus kota, satpam dengan wajah lelah sepulang shift malam, anak yang tertawa karena dihibur oleh ayahnya meskipun sang ayah pusing tujuh keliling mikirin bayar kontrakan rumah petaknya di Jatinegara, perancang grafis nan modis berambut klimis, penjaga toko ITC Cempaka Mas yang hapal betul kata-kata "boleh kakak", tentara tegap yang siaga meski tak bertugas, bu guru yang nyaris pensiun, banyak banyak dan banyak sekali manusia.
Aku cinta Jakarta karena membuatku tetap memapak bumi dikala bekerja untuk kenyamanan anak istriku. Semoga Allah memberiku kesempatan untuk terus berpijak sembari berbagi mimpi bersama jutaan penyesak kota.
Selamat Hari Jadi Jakarta!