Apakah kamu orang yang
rewel dengan kualitas audio dari musik yang kamu dengarkan? Kalau
iya, sudah saat nya kamu cari tahu lebih banyak tentang Audio
Resolusi Tinggi / Hi-Res Audio. Perihal mengenai signifikan-tidaknya
sebuah file audio dalam kualitas hi-res sebenarnya masih menjadi
perdebatan di kalangan audiophile. Banyak anggapan bahwa penilaian
lebih bagus atau tidaknya kualitas audio adalah sugesti saja karena
pada akhirnya kemampuan pendengaran manusia ada batasnya.
Mengesampingkan perdebatan itu, nyatanya teknologi kualitas audio
terus saja dikembangkan dan kini banyak yang berlomba merebut pasar
tersebut.
Istilah Hi-Res Audio
biasa digunakan untuk file rekaman suara diatas spesifikasi sampling
standar CD audio yang selama ini digunakan yaitu 16-bit/44.1kHz.
Biasanya sampling yang banyak digunakan yaitu 24-bit/96kHz. Beberapa
format file yang popular adalah WAV, AIFF, FLAC, ALAC dan beberapa
format lain. Peningkatan spesifikasi tentunya berpengaruh ke ukuran
file menjadi lebih besar. Namun bagi penikmat musik, terkadang
kualitas audio memang perlu dipertimbangkan.
Di luar perusahaan yang
memang fokus ke dunia audio, teknologi Hi-Res Audio kini begitu
diminati produsen gadget terkemuka seperti Sony dan Microsoft.
Layanan penyedia musik juga mulai menarik minat konsumen dan
investor. Apakah ini akan menjadi ruang gerak baru dalam perkembangan
bisnis musik?
Secara pribadi, saya
cukup rewel dengan kualitas audio karena dibiasakan mengenali dan
melakukan pengaturan perangkat audio dengan baik sejak kecil oleh
bapak saya. Minat saya pun makin besar pada bidang audio apalagi saya
bekerja di bidang musik. Mengikuti perkembangan teknologi audio jadi
wajib hukumnya bagi para “audiophile” alias penggila audio yang
mengejar kualitas terbaik dalam mendengarkan musik. Salah satu yang
banyak jadi pembicaraan ada mengenai format sumber musik, misalnya
CD, piringan hitam atau file digital yang diputar menggunakan peranti
portable sejenis iPod atau multimedia player. Perangkat lainnya
seperti Amplifier, speaker, DAC (Digital-Audio Converter), hingga
kabel juga jadi pertimbangan. Berbagai elemen inilah yang akhirnya
membuka peluang-peluang baru seiring datangnya era Hi-Res Audio.
Sony Walkman NW-ZX2 |
Sony tahun ini merilis
perangkat Walkman seri NW-ZX2 seharga 1200 Dollar AS. Sebelumnya Sony
sudah mengembangkan perangkat untuk Hi-Res Audio lewat berbagai
produk seperti amplifier portable, DAC, Amplifier, Speaker,
Headphone, Earphone terbarunya. Namun kehadiran NW-ZX2 yang menjadi
sorotan karena bandrol harga yang fantastis tersebut cukup berani di
tengah pasar pemutar musik yang rentang harganya begitu lebar. Untuk
membeli pemutar musik berspesifikasi rendah dengan merk yang juga tak
jelas, kita cukup merogoh kocek sekitar Rp.100.000. Bayangkan sebuah
pemutar musik seharga lebih dari Rp. 12 juta! Sony melihat cukup luas
lewat pengembangan Hi-Res Audio ini.
Merujuk website Sony (Asia), mereka
mengarahkan pengguna perangkat Hi-Res Audio untuk membeli musik ke
beberapa layanan yaitu 2L (https://shop.klicktrack.com/2l),
Naim Label (http://www.naimlabel.com/), Linn Records (http://www.linnrecords.com/), HifiTrack (http://www.hifitrack.com/en)
dan beberapa nama lain. Kemitraan dengan penyedia layanan musik
berkualitas Hi-Res Audio harus dilakukan. Bayangkan jika pembeli
perangkat mahal ini akhirnya sulit mendapatkan konten untuk
dimainkan, mubazir kan?
Nokia N1 |
Bergeser ke nama besar
lain, Microsoft juga tampaknya melirik kepopuleran Hi-Res Audio.
Gabriel Aul dari Windows Insider mengunggah sebuah screen-capture
dari sistem operasi Windows 10 yang menunjukkan kompatibilitas dengan
format musik FLAC. Berita ini menjadi perbincangan para audiophile
karena memutar file FLAC akan menjadi semakin mudah. Nokia (yang juga
sudah diakusisi oleh Microsoft) tampaknya juga memperhatikan
kebutuhan audio yang baik. Tablet Nokia N1 menggunakan Wolfson WM895
sebagai chip DAC. Chip ini punya reputasi tinggi di kalangan
audiophile karena mampu menghasilkan kualitas audio yang lebih baik.
Kini mari melihat
perkembangan di sisi layanan penyedia musiknya. Nama yang sudah lebih
popular di dunia Hi-Res Audio adalah HDTracks. Di tengah keriuhan
penetrasi pasar ini, HDTracks belum terlihat melakukan manuver
signifikan. Pengembangan bisnis terkini dari perusahaan asal New York
ini salah satunya dengan melebarkan sayap lewat dibukanya kantor
HDTracks di Inggris dan Jerman bulan September 2014 lalu.
![]() |
PonoPlayer |
Selebriti juga mulai
melirik ranah bisnis Hi-Res Audio. Neil Young terjun ke dunia Hi-Res
Audio lewat perusahaannya, PonoMusic. Perusahaan ini menjalankan
bisnis layanan unduhan musik dalam format Hi-Res Audio dan juga
memproduksi pemutar musik portable. Jay Z baru saja membeli Aspiro,
perusahaan Swedia pemilik layanan WiMP dan Tidal. Tidal adalah
layanan streaming musik dalam format Hi-Res. Saat ini layanan
streaming musik sedang menjadi primadona baru lewat kesuksesan
Spotify memperoleh pasar yang signifikan. Tidal bisa jadi jawaban
untuk mereka yang nyaman dengan layanan streaming musik namun
menginginkan kualitas audio yang maksimal.
Segala perkembangan dalam
dunia Hi-Res Audio tentu menghadapi hambatan juga. Ukuran file yang
lebih besar membutuhkan koneksi dan kuota internet yang lebih baik.
Tantangan tentu jadi lebih besar untuk layanan streaming karena
koneksi harus benar-benar kencang dan stabil. Menikmati Hi-Res Audio
membutuhkan keseluruhan sistem perangkat yang mumpuni untuk
benar-benar memaksimalkan kualitas suara. Mulai dari
headphone/earphone, speakers, amplifier, DAP (Digital Audio Player),
DAC (Digital-Analog Converter), hingga kabel-kabelnya bisa
mempengaruhi. Perangkat yang masuk kategori High Fidelity (Hi-Fi)
tentunya tidak murah. Tanpa perangkat yang mendukung, file Hi-Res
akan terdengar sama saja dibanding file Mp3 biasa. Hal terakhir yang
menjadi tantangan adalah meyakinkan pasar bahwa Hi-Res Audio itu
perlu dan layak dikonsumsi. Kenapa jadi tantangan? Karena tak semua
orang mampu membedakan kualitas audio.
Salah satu kunci dari
akan sukses tidaknya format Hi-Res Audio menjadi primadona baru
bisnis musik akan bergantung pada keberhasilan memasarkan ide bahwa
Hi-Res Audio adalah sesuatu yang keren dan trendi di masa depan.
Didukung infrastruktur layanan data internet yang kencang dan stabil,
trend tersebut bukan tak mungkin terwujud. Terlihat dari minat
berbagai sisi industri yang mulai melirik, tampaknya format High
Resolution Audio sedang menjalani masa percobaan untuk menjadi mainan
baru industri musik. Dari mainan akhirnya menjadi senjata utama, bisa
jadi.
No comments:
Post a Comment