Thursday, November 6, 2014

Peluncuran B&W Experience Center


Sekitar sebulan lalu, saya bertemu dengan Pitta, kawan di industri musik. Ia memberitahu kini bekerja di The Expert Group, perusahaan yang menaungi brand Bowers&Wilkins. Merk ini mungkin belum begitu dikenal secara luas, namun bagi para audiophile nama B&W merupakan salah satu brand yang cukup dihormati. Singkat cerita kami banyak diskusi tentang dunia premium audio system dari pasar hingga pemasarannya. Kebetulan kantor tempat saya bekerja menggunakan beberapa speaker B&W yang juga pernah saya jajal. Akhirnya Pitta cerita kalau B&W akan membuka showroom pertamanya yang disebut "Experience Center" dan janji akan mengundang saat upacara pembukaannya.



Akhirnya undangan pun tiba dan saya sangat antusias untuk hadir, karena sebagai pecinta dunia audio, kesempatan ini sangat menarik buat saya. Selain itu dari segi pekerjaan juga tak ada salahnya membangun network dengan para pelaku industri high fidelity audio. Setibanya di lokasi yang terletak di Central Park (di kawasan ruko) acara sudah pada prosesi sambutan-sambitan termasuk dari perwakilan Kedutaan Besar Inggris sebagai penegas bahwa Bowers&Wilkins adalah aset penting negara tersebut.

Kemudian tiba saatnya para undangan bis merasakan pengalaman menikmati berbagai produk B&W di 3 jenis setup yang berbeda. Lantai pertama lebih bersifat showroom dengan produk portable (Headphones, earphones portable speakers, computer speakers). Saya cuma sempat mencoba 2 headphone yaitu P5 dan P7. Selain itu ada P3 dan IEM bertipe C5 Series 3. Keseluruhan headphone mengambil posisi sebagai portable headphone meakipun P7 agak terlalu bulky untuk jadi portable setup dengan model over ear. P7 adalah seri tertinggi dengan kualitas material yg sangat baik. Bahan kulit terasa mewah, jahitannya sangat rapi earpad juga cukup nyaman. Mengenai sound signature saya tak bisa komentar banyak karena kondisi audisi yang tidak ideal. Seri P5 jadi favorit saya karena tidak terlalu bulky dan masih nyaman untuk dilipat dan dibawa sebagai portable setup. Namun yang ini tipe on-ear, bukan over ear. Seri P3 lebih variatif dengan pilihan warna terang selain hitam.


Masuk ke sesi berikut yaitu ranah speaker. Meskipun di lantai dasar terpajang speaker legendaris Nautilus yang berharga lebih dari 1 miliar Rupiah namun sayangnya kita tak berkesempatan mencicipi suaranya. Namun di lantai berikutnya kita disuguhi ruang pamer speaker yang mayoritas diisi tipe 600series baik versi bookshelf, center hingga floorstand.


Di lantai ini ada juga ruang pengalaman yang menghadirkan varian-varian tertinggi line up 800 Diamond series yang memiliki kelebihan adanya unsur berlian di tweeter-nya. Fungsi berlian yang digunakan adalah untuk membuat cone tweeter yang lebih kuat sehingga rentang frekuensinya lebih tinggi. Dari penjelasannya, tweeter ini sanggup mereproduksi suara hingga 50kHz. Sebenarnya telinga manusia hanya sanggup mendengar sampai dengan 20kHz tapi buat pecinta audio, frequency range jadi indikator penting dari kemampuan sebuah speaker set. Seri speaker ini juga digunakan di studio rekaman legendaris Abbey Road. Dari audisi yang disuguhkan selama kurang lebih 5 menit dengan menggunakan adegan pertempuran di film Iron Man terbaru, memang kelas speaker ini cukup luar biasa. Seluruh frekuensi terdengar akurat rasa sonic yang juga bagus. Tapi harganya pun tak bohong, untuk satu pasang speaker floorstand front kita harus merogoh kocek lebih dari 250 juta Rupiah. Kemewahan ada harganya bung!


Di lantai teratas, suasana ruangan dibuat seperti sebuah rumah dengan ruang tidur dan dapur. B&W coba menawarkan sistem audio yang aplikatif untuk sehari-hari tanpa kebutuhan ruang home theater. Seri wireless Zeppelin Air yang diletakkan dirak dapur bisa dikontrol melalui fitur Apple Airplay. Suaranya sih seperti layaknya speaker wireless premium, cukup untuk kebutuhan harian. Di sisi lain ada ruang tidur yang dipasangkan dua jenis sepaker yaitu Mini Theater yang terdiri speaker satelit berukuran kecil serta Subwoofer serta tipe Panorama 2 yang berupa soundbar. Kriteria ini pas buat entry level yang tak mau repot dengan setup yang ribet. Tapi saingan B&W pun banyak sekali di ranah ini. Bose menawarkan sistem home theater yang lebih variatif dan soundbar kini banyak dirilis oleh produsen elektronik lain dengan kualitas audio yang beda tipis. 



Di lantai yang sama kita masuk ke area uji 600 Series. Disini jelas sekali kalau 800 Series memang superior karena setup terbaik 600 series saja nggak sanggup menyaingi setup yang sebelumnya kita uji lebih dulu. Di 600 Series masih terasa frekuensi yang terdengar tak nyaman terutama di frekuensi tinggi. Sonic-nya juga kalah telak, mungkin karena box speaker yang lebih sederhana sehingga lebih terasa boxy dan nggak se-full suara yang dihasilkan 800 Series. Untuk entry-level seri ini cukup menarik. Speaker bookshelf bya yang terkecil bisa dibeli dengan beberapa belas juta saja untuk sepasangnya.

Bowers&Wilkins sepertinya mulai serius masuk pasar Indonesia. Nama dan reputasi mereka yang sudah cukup populer tetap perlu dipasarkan dengan gencar karena saingan mereka telah memulai jauh lebih awal. Bose dan Bang&Olufsen mungkin jadi kometitor utama. Tak sulit menemukan dua brand ini. Bahkan Bose sudah sangat meluas ibaratnya brand premium yang telah jadi generik. B&O masih cukup terjaga namanya lewat showroom di mall-mall mewah. B&W harus hadir dengan strategi yang jitu kalau mau menyalip mereka. Awalnya sudah baik dengan dibukanya "Experience Center" ini yang digembar-gemborkan sebagai showroom B&W terbesar se-Asia Tenggara. Staff yang ada juga harus dilatih untuk paham bahasa audio, karena orang yang berani membeli speaker ratusan juta pasti akan pertimbangkan spesifikasinya juga. Jadi buat Pitta, congrats for the opening of B&W showroom and you've got a lot of work to do now..