![]() |
(Credit: https://www.facebook.com/Beck) |
Pagi ini banyak penikmat musik dan pelaku industri musik memantau ajang Grammy Awards ke-57. Salah satu hal yang paling mengejutkan dan jadi perbincangan adalah pada kategori bergengsi, Album of The Year yang dinobatkan pada album “Morning Phase” dari Beck.
Nama Beck memang tidak
menghiasi berita dan media sosial sepanjang tahun 2014. Ia merilis
album “Morning Phase” bulan Februari tahun 2014 dan menduduki
posisi #3 di Billboard 200 saat debutnya. Publikasi atas album ini
memang kalah jauh dibanding album lain yang jadi nominasi Grammy
kategori Album of The Year. Album “Beyoncé” dari Beyoncé jadi
buah bibir di akhir tahun 2013 lewat rilisan mengagetkan dan tanpa
proses promosi pra-rilis. “X” dari Ed Sheeran juga masuk jajaran
album terlaris 2014, Sam Smith dengan “In The Lonely Hour”
mungkin memiliki lagu-lagu balada terkuat tahun ini, “G I R L”
dari Pharrell Williams memuat lagu “Happy” yang bukan cuma jadi
hits tapi mampu membangun sebuah gerakan global. Sementara Beck
Hansen tak mendapat popularitas serupa.
Saya tertarik untuk
membahas kemenangan Beck bukan dari sisi apa yang ditawarkan
albumnya, karena itu hanya akan menjadi sebuah album review. Namun
perbincangan di media sosial adalah mengenai anak muda dan remaja
yang mungkin tak tahu siapa Beck. Publikasi yang kurang juga seakan
menghalanginya untuk jadi pemenang Album of The Year. Sebenarnya
kalau melihat sejarah Beck di ajang Grammy, tak mengejutkan jika ia
meraihnya tahun ini.
Beck mendapat nominasi
Grammy pertamanya tahun 1995 untuk kategori Best
Male Rock Vocal Performance lewat lagu “Loser”. Bayangkan,
itu terjadi 20 tahun lalu! Saat itu ia bersaing dengan Peter Gabriel,
Van Morrison, Bruce Springsteen dan Neil Young. Ia dikalahkan Bruce
Springsteen denga “Street of Philadelphia” yang membahana di
seluruh dunia lewat film “Philadelphia”.
Dua tahun kemudian, di tahun 1997 Beck kembali lagi masuk jajaran nominator. Tidak tanggung-tanggung kategorinya Album of The Year untuk albumnya yang berjudul “Odelay”. Dua nominasi lainnya adalah Best Male Rock Vocal Performance lewat lagu "Where It's At" dan Best Alternative Music Performance lewat album “Odelay” yang keduanya berhasil ia menangkan.
Tahun 2000 Beck kembali
meraih kemenangan Grammy lewat album “Mutations”. Kategori yang
ia menangkan adalah Best Alternative Music
Performance. Album ini bersaing album-album dari Fatboy Slim, Tori
Amos, Moby dan Nine Inch Nails. Setahun kemudian, tahun 2001 Beck
kembali meraih nominasi Album of The Year lewat album “Midnite
Vultures”. Bersaing dengan “Kid A” Radiohead, “Marshall
Mathers LP” Eminem, “You're The One” Paul Simon, “Two Against
Nature” Steely dan, Beck masih harus mengakui keunggulan Steely Dan
saat itu. Di kategori Best Alternative Music Album, ia dikalahkan
oleh Radiohead yang di tahun tersebut punya album “Kid A” yang
sangat kuat.
Tahun
2003 ia mendapat nominasi lagi untuk kategori Best Alternative Music
Album. Kali ini untuk album “Sea Change”. Sayangnya ia tidak
memenangkannya. Lanjut ke tahun 2006, Beck kembali mendapat nominasi
di kategori yang sama lewat albumnya yang bertitel “Guero”. Tahun
2007 lewat lagu “nausea” Beck dinominasikan pada ajang Grammy
untuk kategori Best Solo Rock Vocal Performance. Nominasi untuk
kategori yang sama didapatkannya lagi di tahun 2008 lewat lagu
“Timebomb”. Album “Modern Guilt” membawa Beck ke ajang Grammy
tahun 2009 dengan nominasi Best Alternative Music Album. Danger Mouse
yang menjadi produser album ini juga mendapat nominasi untuk kategori
Producer Of The Year, Non-Classical.
6
tahun kemudian, tahun 2015, Beck muncul sebagai musisi yang cukup
senior dibanding pesaingnya. Ia pun menjadi penampil bersama Chris
Martin menyanyikan lagu dari album “Morning Phase” berjudul
“Heart Is A Drum”. Total nominasi yang ia (termasuk karya dan
timnya) raih juga tak sedikit, 5 kategori. Dua nominasi yang tak
dimenangkannya adalah Best Rock Performance yang dimenangkan
“Lazaretto”-nya Jack White dan Best Rock Song yang dimenangkan
“Ain't It Fun” dari Paramore. Mari kita bahas tiga kategori yang
dimenangkannya tahun ini.
Grammy
pertama, adalah untuk kategori Best Engineered Album, Non-Classical
yang dimenangkan “Morning Phase” memang bukan ditujukan untuk
Beck pribadi namun lebih ke tim sound engineer yang mengerjakan
album. Tercatat nama Tom Elmhirst, David
Greenbaum, Florian Lagatta, Cole Marsden, Greif Neill, Robbie Nelson,
Darrell Thorp, Cassidy Turbin & Joe Visciano sebagai engineers
dan Bob Ludwig sebagai mastering engineer.
Kategori
kedua yang dimenangkannya adalah Best Rock Album. Ia tahun ini
mengalahkan nama legendaris U2 dengan album “Songs of Innocence”
yang menjadi berita besar lewat langkah memberi cuma-cuma ke pengguna
iTunes di seluruh dunia. Selain itu nama lain yang dikalahkannya.
Selain itu ada album ke-14 dari Ryan Adams yang diberi judul namanya
sendiri; album “Hypnotic Eye” dari band lawas Tom
Petty and the Heartbreakers yang
untuk pertama kalinya album mereka menduduki posisi puncak Billboard
200 saat debut; serta album “Turn Blue” dari The Black Keys yang
juga debut di posisi puncak Billboard 200.
Kategori
terakhir dan yang paling bergengsi tentunya Album of The Year.
Pencapaiannya ini bahkan membuat banyak orang bingung. Kanye West
bahkan hampir menginterupsi proses penyerahan piala tersebut.
Bayangkan Beck bertarung melawan album-album raksasa yang sukses luar
biasa dan mendapat pujian dari kalangan kritikus. Mengutip pada
website Grammy Awards, pertimbangan besar dari sebuah penghargaan
Grammy adalah sebagai berikut
“The
GRAMMYs are the only peer-presented award to honor artistic
achievement, technical proficiency and overall excellence in the
recording industry, without regard to album sales or chart position.”
(http://www.grammy.org/recording-academy)
Jika
melihat penjelasan itu, tentunya ini bukan masalah popularitas
semata. Tangga lagu dan catatan penjualan juga tak serta-merta jadi
penentunya. Faktor estetika, kualitas, teknis pengerjaan, dan banyak
faktor lain bisa menjadi penilaian. Pada akhirnya memang Beck lah
juara kategori Album of The Year, dan bukan hal aneh jika melihat
bahwa ia sudah punya sejarah panjang ketika kita bicara Grammy
dibanding nominator lain. Salut untuk Beck!
No comments:
Post a Comment