Saturday, December 19, 2015

Abbey Road Red dan Pengembangan Bisnis Studio Musik


Bagi yang berkecimpung di dunia musik pasti tahu Abbey Road, studio musik paling legendaris di dunia. Tempat ini jadi begitu besar terutama karena The Beatles. Namun jangan salah, band Indonesia pun ada yang rekaman disana seperti GIGI, /rif dan J-Rocks. 

Hal yang akan kita bahas di sini adalah tentang langkah Abbey Road Studio meluncurkan lini bisnis yang mereka namakan Abbey Road Red. Selain itu mari kita kaji singkat potensi pengembangan bisnis studio musik di tanah air.

Merujuk situs resmi Abbey Road dan artikel yang dilansir TechCrunch, Abbey Road Red adalah sebuah departemen inovasi yang dirancang untuk mendukung suksesnya para usahawan, peneliti serta pengembang di bidang teknologi musik. Mereka memiliki program inkubasi start-up khusus bidang ini dan diklaim sebagai satu-satunya di Eropa saat ini.

Start-up yang masuk ke dalam program inkubasi akan mendapat akses ke fasilitas dan keahlian-keahlian yang dimiliki Abbey Road dan Universal Music. Termasuk diantaranya program mentorship, menjadi penasihat serta akses studio sebagai tempat percobaan. 


Salah satu start-up yang sudah tergabung adalah Titan Reality yang mengembangkan instrumen dan antarmuka musik menggunakan teknologi 3D sensing. Tanggal 18 Desember ini mereka baru saja menutup pendaftaran program inkubasi start-up untuk umum. Menarik untuk memantau start-up company apa yang akan mendapat kesempatan ini.

Untuk para ilmuwan, Abbey Road Red mengidentifikasi berbagai perkembangan teknologi musik sejak tahap awal dan bekerjasama mengembangkan teknologi musik terbaru yang inovatif. 

Dari segi bisnis, Abbey Road meminta 2% ekuitas dari start-up tersebut dan kesempatan investasi pada putaran-putaran pendanaan berikutnya. Sebuah langkah bisnis yang cukup maju untuk sebuah studio musik.

Abbey Road sebagai nama legendaris di dunia musik mampu membawa bisnisnya merentang ke berbagai sektor. Pemasukannya bukan hanya dari proses rekaman atau sewa studio termasuk jasa pengolahan audio (mix & master). Sebagai brand, nama Abbey Road sudah memiliki posisi pemasaran yang kuat. Produsen speaker premium asal Inggris, Bowers & Wilkins dengan bangga mengomunikasikan Abbey Road sebagai pengguna produknya hingga bahkan mereka siapkan seksi khusus di website dan gerai mereka untuk ini. Google membuat tur virtual bernama Inside Abbey Road yang memberi kesempatan siapa pun menelusuri seluk beluk studio ini. Abbey Road Studio membuktikan kalau mereka terus berinovasi dan mengembangkan bisnisnya. Sebuah langkah yang harus dipelajari pelaku bisnis studio di Indonesia.


Menurut saya beberapa nama studio di Indonesia sudah mulai memiliki brand kuat. Lokananta sepertinya sudah mempunya tempat tersendiri di industri. Tak jarang musisi Indonesia pun akan bangga menyebut nama Lokananta sebagai tempat rekaman dan hal itu sudah dianggap menjadi nilai jual. Merchandising, tur wisata hingga program pendidikan harusnya bisa jadi bisnis menarik. Studio musik lain juga harusnya bisa mencobanya. Satu hal yang penting adalah konsistensi brand marketing agar nama studio mampu jadi brand yang diminati oleh banyak orang dan punya nilai jual. Sudah saatnya studio musik di Indonesia berkibar tak cuma di belakang layar.


Sumber:



No comments:

Post a Comment