Thursday, December 4, 2014

Perjalanan ke Hong Kong untuk Promosi Collabro (Day 2)


Perjalanan untuk mendampingi media semacam ini memang merupakan salah satu tugas tim marketing di perusahaan rekaman. Cara ini sering dilakukan karena padatnya jadwal artis internasional yang hanya bisa mengunjungi 1-2 kota di setiap region. Di Asia, negara yang paling sering jadi tujuan adalah Hong Kong atau Singapura. Beberapa hal yang harus dikerjakan pra keberangkatan adalah pengaturan dan koordinasi dengan pihak media serta kantor regional. Selain itu tentu pengaturan hotel, penerbangan, akomodasi dan penjadwalan juga perlu dilakukan. Berkaitan dengan peliputan, kita harus koordinasi mengenai regulasinya. Semua ini diperlukan demi kelancaran proses peliputan dan wawancara. Semua ini sudah harus siap sebelum keberangkatan.

Kembali ke cerita perjalanan yang kini sudah masuk hari kedua. Pagi-pagi saya mulai cek kegiatan Collabro di media sosial, karena bisa menjadi bahan wawancara serta konten promosi untuk diteruskan ke tim sosial media kami. Mereka foto di airport dan juga mengambil video singkat di kawasan Tsim Sha Tsui menyanyikan lagu “Let It Go” di pinggir jalan. Oke tandanya mereka benar-benar sudah tiba di Hong Kong. Kami jadi media pertama yang datang ke lokasi, karena sudah datang jauh-jauh kalau sampai ada hal yang terlewat kan rugi besar. Tim Net. segera menyiapkan peralatan di ballroom tempat showcase akan berlangsung sementara saya berbincang serta berkenalan dengan rekan-rekan Sony Music dari negara tetangga.

The Langham ternyata memang cukup mewah dan memiliki akar dari London. Hal ini sangat relevan dengan Collabro yang merupakan pemenang Britain’s GotTalent dan pernah tampil di acara Royal Variety, acara hiburan bergengsi untuk kalangan kerajaan Inggris. Istilah pimpinan The Langham Hongkong ketika menanggapi Collabro tampil di hotelnya di Hong Kong adalah “Bring’em home” karena The Langham Hong Kong begitu kental dengan nilai-nilai Inggris Collabro akan merasa seperti di rumah sendiri ketika tinggal di The Langham Hong Kong. Penonton pun tergelak sembari menikmati minuman dari Hennessy VSOP yang juga mensponsori acara ini.



Tak lama, Collabro diundang naik panggung. Lima pemuda berpakaian jas serba hitam pun kini ada di hadapan penonton yang bertepuk dan bersorak. Sedikit perkenalan dilanjutkan penampilan lagu “Come What May” dari Moulin Rouge; “Over the Rainbow” dari The Wizard of Oz; “Let It Go” dariFrozen, “All of Me” hit dari John Legend, “Bring Him Home” dan “Stars” dari Les Miserables. Mereka memang spesialis lagu dari pertunjukan musikal. Ini hal yang saya suka dari mereka. Lagu musikal terdengar lebih mudah diterima umum dengan jalan cerita yang juga lebih popular dibanding opera. Saya orang yang cukup menikmati pertunjukan musik semacam ini gara-gara beberapa kali ikut menangani acara-acara pribadi yang mengundang penyanyi opera/klasik seperti Il Divo, Jackie Evancho dan Richard & Adam. Buat saya Collabro lebih menarik dengan pembagian vokal yang juga variatif. Karena sudah 4 kali menonton penampilan Il Divo, pertunjukan Collabro ini menjadi penyegaran karena Il Divo sudah lebih mapan dari sisi aransemen sehingga sudah lebih mudah ditebak. Ini lebih segar, ditambah penampilan muda yang juga tentunya lebih menarik dan menunjukkan antusiasme lebih besar.


Album debut mereka, “Stars” digarap oleh produser Graham Stack (Take That, Leann Rimes, Il Divo) dan Matt Furmidge (One Direction, Boyzone, Craig David). Album ini langsung melesat ke posisi #1 di Inggris saat debutnya, menggantikan album “X” dari Ed Sheeran di posisi puncak. Dengan rapor baik yang mereka miliki, tak heran jika melihat penampilan mereka bisa bikin kita kagum.


Setelah sesi showcase, kami menunggu jadwal interview yang akan dilakukan di salah satu kamar suite. Berhubung media dari Indonesia adalah televisi maka kami perlu waktu lebih awal untuk menyiapkan peralatan. Naiklah kita ke lantai 15 The Langham Hong Kong tempat suite yang digunakan sebagai lokasi interview. Di sana sudah ada kru kamera dan audio yang juga disewa untuk menyediakan materi audio-video untuk kami dan negara lain yang tak mengirim media. Tim dari Net. juga menyipkan peralatannya sembari menyamakan pengaturan kamera sewaan yang diawaki kru dari Hong Kong. Kendala bahasa bisa diatasi lewat pemahaman atas peralatannya.


Setelah menunggu beberapa waktu, datanglah para personil Collabro yang dengan ramah menyapa. Tak menunggu lama, wawancara segera dimulai dengan reporter Net. sebagai penanya. Wawancara berlangsung sangat lancar dan para personil Collabro menjawab pertanyaan dengan cukup variatif, jelas serta menyenangkan. Usia mereka yang masih terbilang muda begitu terlihat di wawancara. Meskipun berpenampilan rapi berjas namun itu hanya kemasan dari pribadi-pribadi yang berjiwa muda ini. Setelah sekitar 10 pertanyaan yang menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit, wawancara pun harus selesai. Plong rasanya kalau sudah beres. Saya sempatkan juga untuk berfoto bersama mereka dong. 


Kami pun berberes dan sempat berbincang dulu dengan orang-orang dari pihak ROAR Global, perusahaan manajemen artis yang menaungi Collabro. Saya berkenalan dengan Professor Jonathan Shalit OBE, pendiri ROAR Global yang juga mendapat gelar kehormatan dari kerajaan Inggris atas jasanya di bidang dunia hiburan. Sebuah perbincangan singkat yang tapi berkesan karena saya tahu betapa orang yang saya ajak bicara itu adalah orang yang sangat penting di industri musik Inggris.

Photo from Jonathan Shalit OBE Twitter
Setelah semua beres kami pun meninggalkan lokasi untuk kembali ke hotel dan berencana menutup hari dengan makan malam di daerah Temple Street lokasi terkenal tempat pasar malam dan resto seafood Spicy Crabs. Kami pun meluncur dengan kereta MTR menuju stasiun Jordan dan berjalan kurang lebih 5 menit untuk sampai ke daerah Temple Street. Meski tak seramai Mong Kok, saya lebih menikmati tempat ini karena lebih banyak dagangan unik, jajanan jalanan dan tempat makan di pinggir jalan.


Kami memilih salah satu rumah makan Spicy Crab yang ditawarkan oleh para pelayannya. Mereka menawarkan makan ditempatnya dengan penuh semangat jadi kami pun seakan tersedot ke tempatnya. Menunya kebanyakan seafood. Menu spesialnya adalah Spicy Crab namun ternyata harganya mahal sekali yaitu sekitar HKD400 untuk 2 ekor kepiting. No way. Kami akhirnya hanya pilih Udang goreng, Ayam saus lemon dan sayuran jamur. Makanan di tempat ini enak! Apalagi kita sudah sangat lapar karena tidak sempat makan siang. Total yang harus kami bayar dengan menu diatas plus minuman softdrink sebesar hampir HKD300, agak mahal tapi atas nama pengalaman tak apalah.

Sudah kenyang, kami pun jalan-jalan menelusuri lapak-lapak jualan. Barang yang dijual lebih unik di pasar ini, dari bong, batu cincin, topeng tradisional sampai sex toys dijajakan di kaki lima. Kami juga menyicip cemilan jalanan entah apa namanya yang pasti ada semacam bakso goreng, kaki gurita dan kue waffle telur. Nyam nyam nyam. Harganya sekitar HKD20-30.


Hari sudah larut, kami pun kembali ke hotel untuk berkemas karena esok harus pulang meskipun masih punya waktu jalan-jalan sampai sore sebelum berangkat ke bandara. Let's go to sleep..

No comments:

Post a Comment