Thursday, January 7, 2016

Mempersiapkan Pergeseran Pasar Musik



Di awal 2016 banyak portal berita dalam negeri yang membahas pergeseran pasar musik dari fisik ke digital. Hal ini menyeruak pasca tutupnya Disc Tarra dan Beberapa gerai Duta Suara di penghujung 2015.

Untuk mereka yang berkutat di industri musik, ini bukan hal baru. Prediksi ini sudah terlihat bertahun-tahun sebelumnya. Inilah yang penting. Bagaimana industri mampu mempersiapkan diri atas perubahan-perubahan berikutnya. Pagi ini muncul artikel dari Digital Music News yang jika diterjemahkan menjadi "Unduh Musik Berbayar akan Mati di Tahun 2021". Mereka merujuk pada hasil penelitian Nielsen dan kemudian membuat analisa kalkulasinya.

Prediksi semacam ini tidak boleh dianggap enteng oleh semua stake holder industri musik. Persiapkan langkah selanjutnya karena kejatuhan sebuah format penjualan musik sudah nyata terjadi seperti ketika penurunan pasar fisik turun drastis. Ingatkah ketika era RBT dimana lagu benar-benar mengandalkan hook atau refrain yang kuat. Di era FTD (Full Track Download) formula ini tidak begitu relevan lagi. 

Terlihat juga dalam laporan Digital Music News bahwa layanan streaming melonjak luar biasa. Di Indonesia pun layanan streaming musik makin bergairah dengan tersedianya Apple Music dan juga muncul pemain baru JOOX dari MNC-Tencent.

Setelah era fisik, lanjut ke download berbayar kemudian streaming. Tentu akan ada perkembangan lagi yang mungkin saat ini belum terbayang. Kalau tak siap, ajal bisnis tentu menanti. Itulah kenapa semua pihak harus bersiap, dari pencipta, penyedia layanan/konten, brand, perusahaan telekomunikasi hingga tentunya label rekaman.

Yuk baca selengkapnya artikel dari Digital Music News di tautan berikut:

http://www.digitalmusicnews.com/2016/01/06/by-2021-itunes-music-downloads-will-be-dead/ 

No comments:

Post a Comment