Thursday, July 24, 2014

Kemenangan Jokowi-JK dan Industri Gitar Tanah Air



Euforia pasca pengumuman hasil pilpres masih terasa hingga hari ini. Pemberitaan mengenai presiden terpilih Indonesia kini mulai menghiasi media asing. Buat saya, media semacam BBC, ABC, The Economist, Guardian, dll kurang menarik. Saya coba mencari sudut pandang media yang berbeda. Fakta bahwa seorang metalhead bisa terpilih sebagai presiden di negara demokrasi terbesar ke-3 jadi focus yang lebih ditekankan pada media musik terutama media musik cadas.

Lewat media Metalhammer, Blabbermouth, Loudwire hingga Revolver nama Jokowi melambung sebagai sosok politisi penyuka musik metal yang sukses menjadi presiden. Ya, presiden adalah posisi tertinggi di sebuah negara, bagi para metalhead, ini bukan berita ringan. Vokalis Lamb of God, Randy Blythe, langsung berkomentar panjang di akun instagram dengan postingan foto Jokowi mengenakan T-shirt Lamb of God dan foto Jokowi berkaus Napalm Death sembari menunjukkan simbol tangan devil’s horn yang jadi bahasa isyarat universal pemersatu para metalhead. Implikasi dari pemberitaan ini tentu mengundang banyak komentar dari publik.

Salah satu yang menarik perhatian saya adalah komentar di artikel online dari majalah Revolver menanggapi kemenangan seorang metalhead menjadi presiden Indonesia berikut ini yang diposting oleh seorang Netizen bernama Mario, “Now I understand why the best guitars are Made in Indonesia....”. Sungguh saya bangga membacanya. Inilah yang kita harapkan sebagai bangsa. Pengakuan!

Bagi teman-teman yang awam dengan dunia alat musik, Indonesia sudah lama menjadi salah satu produsen gitar terbesar di dunia. Pabrik gitar seperti Samick, Cort, Yamaha dan banyak lagi ada di Indonesia. Pabrik-pabrik selain mengeluarkan merk sendiri juga menjadi produsen untuk merk ternama lain seperti Squier (anak usaha Fender), Epiphone (anak usaha Gibson), LTD (anak usaha ESP), Ibanez dll. Selain industri kelas besar, gitar berkelas butik asal Indonesia juga sangat popular. Gitar Secco yang dibuat oleh luthier (sebutan untuk seniman pembuat gitar) Yosefat Wenardi Wigono asal Jawa Barat telah melanglangbuana hingga ke mancanegara. Harga gitar buatannya bisa mencapai USD4000, setara sekitar 45 juta Rupiah! Luthier lain misalnya kang Hanung degan Stranough Guitar juga masuk pasar internasional terutama dengan memproduksi Lapstick, sebuah travel guitar ciptaan Phil Neal yang dipasarkan di Eropa. Gelar gitar terbaik di dunia juga diraih oleh luthier Indonesia. Tahun 2012 lalu, Doddy “Mr. D” Hernanto dari Rick Hanes Guitar sukses membawa gitar tanah air menjadi gitar-gitar terbaik di dunia versi majalah Guitar Planet, Inggris.

Bagi kalangan industri alat musik dunia, Indonesia sudah menjadi salah satu pusat produksi gitar. Sayangnya hal ini tidak banyak diketahui publik dalam negeri yang kadang masih menganggap remeh gitar local. Memang cukup banyak juga perajin lokal yang sembarangan dalam membuat gitar sehingga kualitasnya sangat-sangat rendah. Jika saja masyarakat tau mengenai hal ini, tentu karya gitar dalam negeri bisa lebih dihargai. Perajin harus dibina mengenai pemasaran serta jaminan garansi pasca penjualan. Media harus mampu memberikan tempat dalam memublikasikan merk-merk local yang berkualitas dan juga mengedukasi melalui informasi tentang bagaimana menilai sebuah produk. Musisi harus makin memercayai produk lokal sebagai instrument andalan agar menular ke para penggemarnya dan para musisi muda. Pemerintah juga wajib mendukung industri alat musik lokal. Insentif dalam hal pembuatan hak cipta, kesempatan pemasaran di luar negeri, menggelar pelatihan-pelatihan untuk produsen agar terjaga jaminan kualitas produknya.


Pada akhirnya, sebuah harapan besar muncul dari hadirnya pemerintahan baru yang akan dilantik beberapa bulan lagi. Jangan sampai sebuah pengakuan dari publik asing yang sudah diarih pada akhirnya menjadi mubazir. Paparan Jokowi saat debat Capres lalu tentang pentingnya pembangunan ekonomi kreatif harusnya menjadi motor penggerak industri alat musik. Fakta bahwa Jokowi merupakan seorang penggemar musik metal sudah digembar-gemborkan sejak lama. Kedekatannya dengan dunia musik juga terlihat saat digelar konser 2 jari yang cukup epik. Ia sebaiknya paham bahwa dibalik musik yang digemarinya itu ada elemen alat musik berkualitas yang menghasilkan nada berkualitas. Indonesia harus bisa menjadi produsen gitar terhebat di dunia. Kita jangan hanya jadi buruh untuk merk dagang asing. Sudah saatnya nama Secco, Stranough, Radix, Genta, Rick Hanes, Stephallen dan lainnya menghentak O2 Arena, Madison Square Garden hingga Glastonbury di tangan para musisi sekelas Radiohead, U2, Coldplay, Foo Fighters, John Mayer dan Slash.




Referensi:








No comments:

Post a Comment